Jumat, Februari 15, 2013

14 Febuary 2013 :')

Sudah 7 tahun perasaan itu mengalir begitu saja. Sudah 7 tahun perasaan itu menggerogoti hati ini. Semakin dan justru semakin dalam perasaan ini. Apa kabarmu ? Apa kamu bahagia dengan dia ? Aku selalu berharap bahwa kamu tidak bahagia dengan dia. Aku berharap kamu akan berbalik arah dan berlari kearahku lagi. Tapi aku tau itu akan jadi hal yang sangat mustahil untukku.

Tidak. Aku tidak boleh egois. Bukankah aku pernah berjanji pada diriku sendiri, bahwa jika kamu bahagia, akupun juga akan bahagia. Mencoba memunafikan diri ternyata memang tidak mudah. Apa selama 7 tahun ini aku masih saja gagal melupakanmu ? Sekokoh itukah hatiku untukmu ?

Seringkali aku masih tak paham dengan maksud hatiku. Tetap diam dan tak beranjak lagi ke lain hati. Sebenarnya sudah kucoba hingga 2 kali. Tapi ternyata bukan mereka yang kucari. Tapi hatimu. Akupun tak paham apa mau hati ini. Jelas-jelas hatimu sudah memiliki hati lain, tapi hatiku masih saja menunggu. Sebentar, apa aku barusan mengatakan menunggu ? Apa selama 7 tahun ini aku masih menunggunya ? Ohh tidak, kurasa ini akan jadi penantian sepanjang usia.

Mengingatmu sama saja membuat hatiku semakin merindukanmu. Dan, merindukanmu hanya akan menjadi penyebab jatuhnya air mataku. Entah apa yang harus kulakukan. Hanya terisak dan masih selalu menanti. Menanti untuk kebahagiaan atau justru menanti untuk kepedihan ? Aku tidak tahu jelas. Yang aku tahu, hanya menantimu. Jelasnya untuk apa, aku tidak paham pasti. Tujuanku hanya satu, mengasihimu dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Tapi, apa seseorang yang dicintai itu merasakannya ? Kurasa tidak.

Hal yang paling mengerikan bagiku, adalah mengingat waktu terus dan terus berjalan dengan cepatnya. Itu sama saja membayangkan kamu dan dia akan melanjutkan ke hubungan yang lebih serius. Sungguh, aku tak tahu bagaimana cara menghadapi itu semua. Apakah aku sudah rela dan ikhlas melihat dengan mata kepalaku sendiri, bahwa dia yang selama bertahun-tahun kuperjuangkan, akan seutuhnya dimiliki oleh orang lain. Menuliskannya saja sudah membuat system respirasiku berjalan dengan sesak. Apalagi aku harus benar-benar melihatnya. Ini gila.

Dan, bagaimana dengan dia ? Apakah hidup dengan seseorang pilihannya sendiri akan sungguh membuat hidupnya terasa lebih sempurna ? Pertanyaan bodoh bukan ?  Tentu saja iya. Sayang sekali dia tidak mengetahui bahwa selama 7 tahun belakangan ini, ada seorang wanita yang masih saja suka merindukannya. Dan tentu saja memiliki perasaan yang mungkin jauh lebih dalam ketimbang wanita yang ada disisinya saat ini. Sangat disayangkan.

Bahagia. Itu adalah harapanku untuk hidupmu. Kelak, dengan siapapun kamu hidup nanti, aku akan terus dan selalu menyelipkan namamu di dalam setiap pertemuan pribadiku dengan Ia yang empunya Surga. Demi kamu, aku akan terus bertahan sampai kapanpun. Untuk tetap disini, sambil mencoba mengobati perih ini sendiri. Aku akan berusaha untuk ikhlas dan rela. Kapanpun kamu membutuhkanku, kamu boleh datang. Sekalipun tanpa ada balasan perasaan itu, aku masih disini untuk menantimu.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus cerita ny....jodoh ga kemana koq :)

Unknown mengatakan...

bagus cerita ny...jodoh ga kemana koq :)

vinsensiamel mengatakan...

nisa : thankyou so much much ~ iyaa, wo zhidao. (: