Minggu, Juli 23, 2017

Saya dan sebuah mimpi yang tertunda | #repostoldblog

Dan sekali lagi, ini bukan tentang kewajiban atau semacamnya. Tapi ini tentang mimpi. Mimpi yang sekian lama tertunda. Dan sampai detik ini saya masih percaya bahwa suatu saat nanti mimpi saya yang tertunda itu nggak akan terus jadi mimpi yang tertunda lagi, tapi akan menjadi sebuah mimpi yang nyata.

Sebuah mimpi sederhana saya dari kecil sampai sekarang, yaitu menjadi seorang penulis ternama. Berawal dari sebuah hobi menulis hingga akhirnya ingin menjadikan hobi menjadi sebuah profesi di masa depan nanti. Hidup dengan mengandalkan otak, pikiran, imajinasi, dan karya dari diri sendiri. Buat saya itu adalah sesuatu yang sangat hebat !

Setelah memuaskan batin menjadi seorang penulis ternama, saya masih punya sebutir mimpi lagi. Ya, saya ingin membahagiakan keluarga saya dengan hasil dari penjualan buku. Terutama kedua Orangtua saya. Saya mau orangtua saya sudag ngga perlu kerja lagi. Saya mau bawa mereka keliling dunia. Dan saya masih mau bawa mereka pergi ke Barcelona ! Disana nanti saya mau kita semua barengan nonton bola, Live di Camp Nou !

Saya percaya, bahwa suatu saat mimpi saya akan menjadi kenyataan. Yang harus saya lakukan adalah berusaha, percaya, dan berdoa. God Bless me ! Amen. 

Selasa, November 24, 2015

:|

Senin, 23 November 2015
Dalam memperingati Hari Guru yang harusnya tanggal 25 besok, kemaren ini skola tempat gw kerja ngadain acara pensi gitu. Jadi tiap kelas masing masing kudu nyiapin tampilan, boleh baca puisi ato nyanyi barengan. Nah, lagi asik nontonin mereka nyanyi gitu, tetiba ada yang nelpon gw. Gatau deh siapa, dari nomornya sih kode Jekardah. Dan ternyata uda nelpon 2x tapi ga keangkat sama gw. Ga lama dari itu, si nomor asing itu nelponin gw lagi. Begitu gw angkat, eh ternyata dari Asuransi. Iya, jadi ceritanya beberapa bulan yang lalu gw lagi buka Rekening 1 lagi gitu. Nah Bank ini tuh kerjasama sama salah satu Asuransi Jiwa. Waktu itu gw uda ditawarin sih sama mbanya untuk gabung sama Asuransi itu. Tapi karna gw juga uda ikut Asuransi lain dan udah ada BPJS juga (ahahaha), ya gw nolaklah. Nah balik lagi ke masmas yang nelponin gw itu tadi. Si mas ini tuh rempong banget Ya Tuhan. Lo tau ga sih dia kepo pake banget, dia nanyain gw orang kerja dimana, alamat rumah gw, dan yang paling gabut, dia sibuk mengeja nama gw dari depan sampe belakang. Asli gw sebenernya males banget berurusan sama ginian. Dan lo tau ga sih, yang aling parah adalah ketika dia tetiba nanya ke gw gini, “ Oh, jadi Ibu tinggal di Jogja ya ? “ Dan dengan malesnya gw jawab “ Iya”. Paraaaah dia manggil gw IBU ! Secara dia uda tau gw masih 22 taun dan dia masih aja manggil gw IBU. Oke fine, dilanjutkan dengan pertanyaan si masmas ini yang berhasil ngebuat gw bengong campur takjub ! Lo tau, dia dengan santainya dan dengan nada sok lembut ples ramah ala ala nanya gw, “ Ehm, Jogja itu di JAWA TENGAH ato JAWA TIMUR ya BU ? “ ASTAGAAAAAAAAA ! Gw asli bengong seketika. Masih gapercaya takut salah denger, gw jawab, “ APA MAS ?! “. Dan dia ngulangin pertanyaan yang sama. Yang artinya kuping gw masih normal, dan otak gw masih agak kaget untuk mencerna kata per kata yang dilontarkan oleh si masmas asuransi itu. Akhirnya gw jawab, “ Jogja kok Jawa Timur mas ? Ya Jawa Tengahlah “ Ohmygod, dan masnya masih dengan santai, ramah, lembut ala ala ngejawab, “ Oh, Jawa Tengah ya Bu “. Dan untuk ntah keberapa kalinya dia manggil gw BU ! Fyi, gw gasuka banget dipanggil Bu ): Oke, lanjut. Dan Fyi lagi, Jogja itu Daerah Istimewa Yogyakarta. Jogja memang letaknya di Pulau Jawa, tapi Jogja itu bukan Jawa Tengah, apalagi Jawa Timur =.= Jadi, kesimpulannya jawaban Jogja ada dimana itu ngga ada sama sekali di dalam pertanyaan si masmas itu. Cuma pengen ngetes doang si masmas ini bakal ngejawab apaan. Begonya gw, uda jelasjelas antara Jawa Tengah sama Jawa Timur aja dia bingung. Ya gw jawab Jawa Tengah dia juga percaya. C’mon, si masmas ini kerja di Asuransi Jiwa loh ya gaes, dia sibuk nawarin gw tentang kelebihan Asuransi tempat dia kerja. Dan dia masih engga paham dengan geografi Indonesia. Iya, dia nelpon dari Jekardah. Yes, berati anggaplah dia orang Jekardah. Dan, Jekardah ada di Pulau Jawa. Mungkin ini efek kebanyakan orang selalu nganggep Jogja itu Jawa, tanpa pernah tau letak sebenarnya. Jadi, disini gw cuma mo bilang aja, kadang orang yang dari luar lo liat wah, pintar, cerdas, dan keren itu belom tentu kek gitu. Jangan pernah nilai orang dari luarnya aja, dan lo harus tau juga, omongan lo itu nunjukin gimana cara berfikir lo. So, sebelom lo asal ngomong, lebih baik pikir mateng mateng dulu. Karna semua ucapan lo itu yang nantinya akan dijadiin tolak ukur kecerdasan lo sama orang lain :)

with love,
Jeanne Vinsensia A. C

Jumat, Februari 15, 2013

14 Febuary 2013 :')

Sudah 7 tahun perasaan itu mengalir begitu saja. Sudah 7 tahun perasaan itu menggerogoti hati ini. Semakin dan justru semakin dalam perasaan ini. Apa kabarmu ? Apa kamu bahagia dengan dia ? Aku selalu berharap bahwa kamu tidak bahagia dengan dia. Aku berharap kamu akan berbalik arah dan berlari kearahku lagi. Tapi aku tau itu akan jadi hal yang sangat mustahil untukku.

Tidak. Aku tidak boleh egois. Bukankah aku pernah berjanji pada diriku sendiri, bahwa jika kamu bahagia, akupun juga akan bahagia. Mencoba memunafikan diri ternyata memang tidak mudah. Apa selama 7 tahun ini aku masih saja gagal melupakanmu ? Sekokoh itukah hatiku untukmu ?

Seringkali aku masih tak paham dengan maksud hatiku. Tetap diam dan tak beranjak lagi ke lain hati. Sebenarnya sudah kucoba hingga 2 kali. Tapi ternyata bukan mereka yang kucari. Tapi hatimu. Akupun tak paham apa mau hati ini. Jelas-jelas hatimu sudah memiliki hati lain, tapi hatiku masih saja menunggu. Sebentar, apa aku barusan mengatakan menunggu ? Apa selama 7 tahun ini aku masih menunggunya ? Ohh tidak, kurasa ini akan jadi penantian sepanjang usia.

Mengingatmu sama saja membuat hatiku semakin merindukanmu. Dan, merindukanmu hanya akan menjadi penyebab jatuhnya air mataku. Entah apa yang harus kulakukan. Hanya terisak dan masih selalu menanti. Menanti untuk kebahagiaan atau justru menanti untuk kepedihan ? Aku tidak tahu jelas. Yang aku tahu, hanya menantimu. Jelasnya untuk apa, aku tidak paham pasti. Tujuanku hanya satu, mengasihimu dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Tapi, apa seseorang yang dicintai itu merasakannya ? Kurasa tidak.

Hal yang paling mengerikan bagiku, adalah mengingat waktu terus dan terus berjalan dengan cepatnya. Itu sama saja membayangkan kamu dan dia akan melanjutkan ke hubungan yang lebih serius. Sungguh, aku tak tahu bagaimana cara menghadapi itu semua. Apakah aku sudah rela dan ikhlas melihat dengan mata kepalaku sendiri, bahwa dia yang selama bertahun-tahun kuperjuangkan, akan seutuhnya dimiliki oleh orang lain. Menuliskannya saja sudah membuat system respirasiku berjalan dengan sesak. Apalagi aku harus benar-benar melihatnya. Ini gila.

Dan, bagaimana dengan dia ? Apakah hidup dengan seseorang pilihannya sendiri akan sungguh membuat hidupnya terasa lebih sempurna ? Pertanyaan bodoh bukan ?  Tentu saja iya. Sayang sekali dia tidak mengetahui bahwa selama 7 tahun belakangan ini, ada seorang wanita yang masih saja suka merindukannya. Dan tentu saja memiliki perasaan yang mungkin jauh lebih dalam ketimbang wanita yang ada disisinya saat ini. Sangat disayangkan.

Bahagia. Itu adalah harapanku untuk hidupmu. Kelak, dengan siapapun kamu hidup nanti, aku akan terus dan selalu menyelipkan namamu di dalam setiap pertemuan pribadiku dengan Ia yang empunya Surga. Demi kamu, aku akan terus bertahan sampai kapanpun. Untuk tetap disini, sambil mencoba mengobati perih ini sendiri. Aku akan berusaha untuk ikhlas dan rela. Kapanpun kamu membutuhkanku, kamu boleh datang. Sekalipun tanpa ada balasan perasaan itu, aku masih disini untuk menantimu.

Senin, Februari 11, 2013

Jiwa yang Merindu


Aku merindukanmu di setiap hela nafasku
Hanya akan ada secercah harapan
Yang hadirkan sesak di jiwa
Wahai sahabat alam
Hiburlah seorang yang penuh kemunafikan ini
Sambutlah ia dengan nyanyian alam merdu
Dan belailah ia dengan bayu yang berhembus tenang
Ombak yang berdebur indah
Seolah telah lama menantikannya
Penantian yang menguras seluruh pengorbanan ini
Akan menjadi sebuah penantian yang abadi
Dalam hidupku

Penantian dalam sebuah dilema



Angin berhembus tenang
Namun tak setenang hatiku
Aku menangis dalam sebuah dilema
Aku menantikannya dan ia pun tak ada
Pelbagai keganjilanpun kudapatkan darinya
Hanya ada satu pertanyaan yang mengganjal di jiwa
Mengapa aku dipertemukan dengannya ?
Dan hingga detik inipun
Aku tak temukan alasannya